III. PEMAKAIAN HURUF KAPITAL, HURUF MIRING, DAN HURUF TEBAL

A. Pemakaian Huruf Kapital

  1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf per­tama kata pada awal kalimat.
    Contoh:
    Bengkona bâ'na è ḍimma?
    'Rumahmu di mana?'
    Arèya tang sabâ.
    'Ini sawah saya.'
    Eppa' abinèya orèng Jhâbâ.
    'Ayah akan beristri orang Jawa.'

  2. Huruf kapital langsung dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
    Contoh:
    Amir atanya, "Sapa kana' rowa?"
    'Amir bertanya, "Siapa anak itu?"'
    Alè' ngoca', "Enjâ', sèngko' ta' enḍâ"
    'Adik berkata, "Tidak, saya tidak mau."'

  3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
    Contoh:
    Allah'Allah'
    Pangèran, Sè Kobâsa'Tuhan, Yang Kuasa'
    Aghâma Islam'Agama Islam'

  4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
    Contoh:
    Bhindârâ Saod'Bindara Saod'
    Tjokroadiningrat VIII'Tjokroadiningrat VIII'
    Kyaè Onggotjitro'Kiai Onggotjitro'

  5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi atau nama tempat.
    Contoh:
    Bhekkel Tjitroyudho'Camat Tjitroyudho'
    Bâdhâna Kangèan'Wedana Kangean'
    Bhupatè Mekkasân'Bupati Pamekasan'>